Mencukur
Bulu Kemaluan adalah salah satu masalah yang sebenarnya sangat penting
untuk diketahui Hukum dan tatacaranya, namun, banyak sekali kaum
muslimin yang tidak mengetahuinya.
Rata-rata mereka berasa malu
dan segan untuk bertanya kepada pihak yang sepatutnya. Padahal masalah
ini merupakan salah satu bab dalam sunnah Nabi shallallahu alaihi
wasallam.
Sebagaimana dimuat dalam hadits riwayat Imam Bukhari
dan Muslim dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma, Bahwasanya
Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
مِنْ الْفِطْرَةِ : حَلْقُ الْعَانَةِ ، وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ ، وَقَصُّ الشَّارِبِ
“Dintara fitrah adalah mencukur bulu kemaluan, mencukur kuku dan memendekkan kumis.”
Dalam
bukunya yang berjudul Syi’ru wa-ahkamuhu fi al-Fiqh al-Islami. Prof.
Abdul Jawwad Khalaf mengatakan, bahwa Islam menganjurkan agar bulu-bulu
tersebut dicukur secara rutin, Hal ini bukan tanpa alasan, karena
ternyata ada banyak manfaat dari anjuran Nabi ini, yang paling utama
adalah berhubungan dengan masalah kebersihan dan kesehatan.
Hukum Mencukur Bulu Kemaluan Menurut Islam
Berasaskan
berbagai hadits yang menyatakan tentang sunnah mencukur bulu kemaluan,
Para ulama telah bersepakat dengan hukum mencukur bulu kemaluan adalah
sunnah atau dianjurkan. Namun mereka mempunyai khilaf pendapat, Apakah
lebih disunnahkan dicabut atau dicukur?
Madzhab Hanafiyah
mengatakan sunnahnya adalah dengan cara mencabut. Namun, madzhab Maliki
sebaliknya, Sunnah bukan dengan cara mencabut, namun mencukurnya.
Madzhab
Syafi’i mempunyai pandangan yang berbeza lagi, mereka membedakan antara
muslimah yang masih single dan perempuan yang telah lanjut usia. Bagi
mereka yang masih muda disunnahkan dengan cara mencabut bulu kemaluan,
sedangkan yang sudah lanjut usia boleh dengan cara mencukurnya.
Madzhab
Hambali atau Imam Ahmad berpendapat, Sunnahnya adalah dengan cara
mencukur, dan pendapat yang terakhir ini disetujui oleh Lembaga Kajian
Fatwa Arab Saudi. lembaga ini mengemukakan manfaat dari kesunnahan
mencukur bulu sekitar alat vital ini adalah untuk menjaga kebersihan di
sekitar area vital, Selain itu juga bisa membantu meningkatkan pembuluh
darah saat berjima’ dan yang terpenting adalah menghindari penyakit
akibat bakteri yang tumbuh dan berkembang di sekitar bulu-bulu kemaluan.
Kita boleh memilih salah satu dari pendapat yang telah
disebutkan diatas, Disesuaikan saja, Karena kebiasaan setiap orang tentu
berbeza, Ada yang mengatakan jika dicabut maka rasanya tentu menjadi
sakit. Kebalikannya, Ada beberapa orang yang malah menganggap
sebaliknya.
Bilakah Waktu Mencukur Bulu Kemaluan Yang Disunnahkan?
Mencukur
bulu kemaluan hendaknya selalu dilakukan secara rutin oleh seorang
muslim tidak lebih dari 40 hari. Hal ini sesuai dengan atsar yang
diceritakan oleh sahabat Anas bin Malik,
وُقِّتَ لَنَا فِي
قَصِّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمِ الْأَظْفَارِ وَنَتْفِ الْإِبِطِ وَحَلْقِ
الْعَانَةِ أَنْ لَا نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Kami
diberi waktu dalam memendekkan kumis, mencukur kuku, mencabut bulu
ketia dan mencukur bulu kemaluan agar tidak dibiarkan lebih dari empat
puluh malam.”
Imam Syaukani dalam kitab Nailul Authar menjelaskan,
“Batas
waktu maksimal adalah empat puluh hari sebagaimana yang telah
ditentukan oleh Nabi sallallahu’alaihi wa sallam, maka tidak
diperbolehkan bagi seorang muslim untuk tidak memotongnya melebihi empat
puluh hari. Dan jika dalam rentang sebelum 40 hari, Anda berniat
memotongnya maka hal ini diperbolehkan dan tidaklah menyalahi sunnah”
Bagaimana Tatacara Mencukur Bulu Kemaluan Menurut Islam?
Hendaknya
dimulai dari bulu bagian kanan yang paling atas kemudian menyamping ke
kiri, namun jika kesulitan boleh dari mana saja tergantung situasinya.
Hal yang terpenting sebelum mencukur bulu kemaluan adalah berdoa dulu
agar tidak diintip oleh Jin.
Sebenarnya Tidak ada doa khusus yang
dianjurkan ketika akan mencukur bulu kemaluan, jika tidak berdoa pun
tidak mengapa. Hanya saja waktu seseorang membuka aurat itu bisa jadi
diintip oleh jin, maka disunnahkan untuk membaca basmalah atau doa masuk
kamar mandi, seperti yang diriwayatkan dalam hadits riwayat Ali bin Abi
Thalib ra, Bahwa Nabi SAW bersabda:
“Penutup antara pandangan
jin dan aurat bani adam adalah ketika mereka masuk kamar mandi,
mengucapkan bismillah.” (HR. Tirmidzi )
Demikianlah Hukum dan Tatacara Mencukur Bulu Kemaluan Menurut Islam, Semoga bermanfaat.
Sumber :
0 ulasan:
Catat Ulasan