Rasulullah
saw bersabda, "Sesungguhnya Allah swt berfirman pada hari kiamat,
'Wahai anak Adam, Aku sakit dan engkau tidak menjenguk-Ku?' Ia menjawab,
'Ya Rabbi, bagaimana Aku membesuk-Mu dan Engkau adalah Pemilik alam
semesta?' Allah swt menjawab, 'engkau mengetahui hamba-Ku si fulan sakit dan engkau tidak
menjenguknya, Adakah engkau tidak mengetahui, jika engkau datang
menjenguknya, engkau akan mendapati Aku di sisinya'
'Wahai
anak Adam, Aku memohon makanan padamu, tetapi engkau tidak memberi-Ku
makanan?' Ia menjawab, 'Ya Rabbi, bagaimana aku memberi-Mu makanan,
sedangkan Engkau adalah Pemilik alam semesta?' Allah swt menjawab,
'Apakah engkau tidak mengetahui bahawa, hamba-Ku si fulan memohon makanan kepadamu, dan engkau tidak
memberinya makanan, tidakkah engkau mengetahui, jika engkau memberinya
makanan, engkau akan mendapati Aku di sisinya '
'Wahai
anak Adam, Aku memohon minuman kepadamu dan engkau tidak memberi-Ku
minum?' Ia menjawab, 'Ya Rabbi, bagaimana Aku memberi-Mu minuman,
sementara Engkau adalah Tuhan Pemilik alam semesta?' Allah swt menjawab,
'Hamba-Ku si fulan meminta minuman kepadamu, tetapi engkau tidak memberinya
minuman, apakah engkau tidak mengetahui, jika engkau memberinya minuman,
maka engkau akan mendapati Aku di sisinya '(HR Muslim)
Banyak
orang ingin berjumpa Tuhan, tapi tak tahu di mana tempatnya, kerana
memang Tuhan tidak mempunyai tempat, sebab Dia adalah wujud Maha Gaib,
namun memberi perhatian kepada hadis di atas, maka pada dasarnya kita
boleh bertemu Tuhan setiap saat, dan bukan hanya bertemu Tuhan tetapi
juga dapat mengubati-Nya ketika "sakit", memberi-Nya "makan" ketika
"lapar", dan memberi-Nya "minum" ketika "haus", dan semua itu dapat kita
lakukan dengan mengaplikasikannya terhadap saudara-saudara kita sesama
manusia
Islam
adalah agama yang berdimensi menegak dan mendatar, hablum minallah dan
hablum minannas, hubungan dengan Allah dan hubungan sesama manusia,
setiap ajaran Islam, pada dasarnya mempunyai kedua-dua dimensi ini,
walaupun seringkali kita menganggap terdapat ajaran-ajaran Islam yang
kental menunjukkan hablum minallah, seperti salat , zikir, doa, tetapi ada juga yang kental dengan dimensi hablum minannas seperti zakat dan sedekah
Tiga
soalan Tuhan pada hamba-Nya dalam hadis di atas, menggambarkan kepada
kita Adib dua dimensi Islam tersebut, menegak dan mendatar, yang mana
Allah swt menekankan bahawa menjenguk orang sakit, memberi makan orang
yang lapar, dan memberi minum orang yang haus, dari sudut pandang
lahir, hal itu membina hubungan antar manusia, tetapi dari sudut
pandang batin dan spiritual hal itu membina hubungan dengan Tuhan,
memberi makan orang yang lapar sama dengan memberi "makan" Tuhan, maka
wajarlah kalau Nabi saw pernah bersabda, "Tidak beriman seseorang, ketika ia tidur dengan kenyang, sementara tetangganya kelaparan ",
dalam riwayat lain Rasul bersabda," kaum mukminin itu ibarat satu tubuh,
jika ada yang sakit, maka yang lain pun terasa sakit ", itulah empati
persaudaraan yang berasaskan pada nilai kemanusiaan dan ketuhanan
Nabi
ingin menyampaikan mesej kepada kita, boleh saja kita s0lat siang dan
malam, naik haji dan umrah berulang-ulang, tetapi semua itu tidak
menjadi bukti keimanan, jika kita melihat orang yang kelaparan, tapi tak
terlintas sedikitpun di hati kita untuk mengenyangkannya, jika melihat orang
yang sakit, tak ada rasa empati kita pada penderitaan, sebab itu ujilah
keimanan kita dengan memberi perhatian kepada keperluan sesama manusia,
karenanya jenguklah orang-orang sakit di antara kita, berilah makan
orang yang lapar di antara kita, dan berilah minum orang-orang yang haus
di antara kita, inilah tiga tempat di mana kita akan bertemu Tuhan dalam limpahan rahmat-Nya
Sumber: liputanislam.coma
0 ulasan:
Catat Ulasan